PNPM
MPd Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu
Oleh : Anton Sutrisno, SP. MSi.
(Faskab
PPU Kabupaten Seluma)
A. Gambaran Umum
Kabupaten
Seluma memiliki luas wilayah 4.128,44 km2 dengan luas daratan
2.400,44 km2, laut 1.728 km2 dan garis pantai 76,4 km2.
Secara administratif Kabupaten Seluma berbatasan dengan; sebelah utara dengan
Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah, sebelah selatan dengan Kabupaten Bengkulu
Selatan, sebelah Barat dengan Samudera Indonesia dan sebelah timur berbatasan
dengan Kepahiang dan Provinsi Sumatera Selatan.
Dari
sisi pemerintahan, wilayah Seluma dibagi dalam 14 kecamatan; yaitu: Seluma
Kota, Ulu Talo, Ilir Talo,
Air Periukan,
Lubuk Sandi,
Talo Kecil,
Semidang Alas,
Semindang
Alas
Maras,
Talo,
Seluma Timur,
Seluma Utara, Seluma Selatan,
Seluma Barat,
dan kecamatan Sukaraja.
Dengan 14 kecamatan Kabupaten Seluma terdiri pula dari 203 desa dengan jumlah
penduduk di Tahun 2012 berjumlah 178.869 jiwa terdiri dari laki-laki 91.486
jiwa dan perempuan 86.483 jiwa (selumakab.bps.go.id ).
Khusus
untuk program Pemberdayaan Masyarakat, Kabupaten Seluma sejak tahun 2007 telah
diluncurkan pemerintah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan
(PNPM MPd). Pada tahun 2014 semua kecamatan mendapatkan luncuran dana PNPM MPd
sebesar Rp.25.850.000.000,- bersumberkan dari dana APBN sebesar Rp.23.500.000.000,-
(90%) dan APBD sebesar Rp.2.350.000.000,-
(10%)
yang dimanfaatkan masyarakat untuk pembangunan infrastruktur dasar perdesaan,
sarana pendidikan, kesehatan, peningkatan kapasitas masyarakat dan peningkatan
mikro ekonomi masyarakat perdesaan dalam bentuk kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan (SPP).
B. Tujuan
Tujuan
penulisan Laporan Awal adalah sebagai berikut:
1. Menjadi titik awal
dalam melaksanaan pembinaan Kegiatan Dana Bergulir PNPM Mandiri Perdesaan di
Kabupaten Seluma.
2. Melakukan Analisa
untuk menyusun strategi pembinaan dengan mempertimbangkan jangka waktu yang
pendek berdasarkan pada potensi sebagai kekuatan, peluang pengembangan,
kelemahan yang diperlukan untuk penguatan kapasitas dan tantangan kedepan yang
harus dihadapi.
C. Metode
1. Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah: Desk Review terhadap data laporan
kegiatan KDB pada bulan Oktober 2014.
2. Metode Pengambilan data
1. Diskusi terarah dengan
tim Faskab dan FK.
2. Pengambalian data
dengan kuesioner pada responden pelaku KDB di tingkat Kecamatan.
3. Metode Analisis Data
Analisis
data yang digunakan adalah Analisa SWOT.\A0
Strategi yang diambil berdasarkan pada jumlah skor yang diperoleh pada
kombinasi antara kondisi saat ini dan urgensi penanganan. Skor tertinggi
menjadi prioritas strategi.
D. Hasil Review
1. Asset Dana Bergulir
Asset
Dana Bergulir untuk kegiatan Simpan Pinjam Perempuan sampai dengan Oktober 2014
mencapai Rp. 14,65Milyar.
Asset terbesar dikelola oleh UPK Kecamatan Air Periukan dan Ulu Talo,
masing-masing adalah Rp.2,39Milyar dan Rp.2,36Milyar. Pengelola asset terendah
pada UPK Kecamatan Rp.0,3Milyar. Hal ini juga terkait dengan besaran dana BLM
yang masuk di Kecamatan Tersebut.
2. Kolektibilitas Pinjaman
Sampai
dengan akhir Oktober 2014 outstanding credit kegiatan SPP sebesar Rp.8,49
Milyar. Jumlah pinjaman yang masuk katagori lancar sebesar Rp.6,246 Milyar
secara kuantitatif pinjaman ini sudah tidak sehat karena nilainya hanya
mencapai 73,5%. Idealnya pada angka 90%. Hal ini disebabkan oleh adanya
tunggakan kolek 2 \96 5 yang cukup\A0 besar,
dengan rincian sebagai berikut: kolek 2\A0
sebesar Rp.0,6Milyar (7,39%), Kolek 3 sebesar Rp.0,22Milyar (2,65%)
Kolek 4 sebesar Rp.0,234M (2,75%) dan Kolek 5 Rp.1,165M (13,7%).
Untuk
mengukur kualitas outstanding kredit tidak menggunakan tingkat pengembalian
yang ada pada LPP (Laporan Perkembangan Pinjaman), karena angkanya tidak
menggambarkan kinerja yang sesungguhnya. Angka tersebut untuk kepentingan
program, bukan untuk kepentingan manajemen pengelola kegiatan dana bergulir.
Oleh karena itu diambail inisiatif\A0
ukuran kualitas saldo pinjaman pada tingkat pengembalian aktual, yang
diukur dari jumlah kolek 1 terhadap saldo pinjaman.
Tingkat
pengembalian aktual per kecamatan yang masuk dalam katagori sehat ditemukan
pada 2 kecamatan yaitu Semindang Alas sebesar 99,71% dan Seluma Timur sebesar
94,18%. Sedangkan untuk tingkat pengembalian yang termasuk dalam katagori tidak
sehat terdapat di Kecamatan Talo Kecil sebesar 41,69%, Ilir Talo sebesar 39,57%
dan Kecamatan Lubuk Sandi sebesar 18,52%. Secara terperinci tingkat
pengembalian actual per kecamatan dapat dilihat pada lampiran.
3. Pengendapan Dana
Pengendapan
dana\A0 pada bulan Oktober sebesar
Rp.6,154M (42,00%), pengendapan terbesar terdapat pada Kecamatan Ulu Talo,
sebesar Rp.1,572M. Hal ini disebabkan adanya persoalan tunggakan SPP yang masih
dalam proses penyelesaian sehingga dana SPP yang ada di rekening belum dapat
disalurkan.
4. Efisiensi penggunaan Operasional
Pendapatan
UPK dari kegiatan KDB di Kabupaten Seluma mencapai Rp.2,022M dengan beban biaya
yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp.0,753M. ratio biaya dibanding dengan
pendapatan mencapai 37,23% jumlah ini belum dapat mencapai target yang diharapkan.
Terdapat 2 UPK yang belum mencapai surplus (mengalami kerugian) yaitu UPK
Seluma Utara dan Semindang Alas Maras. Hal ini terkait adanya persoalan pada
kegiatan SPP, sehingga terkena sanksi, belum dapat direalisasikan sampai dengan
penyelesaian persoalan tersebut.
5. Capaian Surplus
Pada
bulan oktober 2014 jumlah Surplus mencapai Rp.1.269. Surplus tertinggi terdapat
di UPK Kecamatan Air Priukan yaitu sebesar Rp.0,351 sedangkan terendah
diperoleh Rp.0,026M. Ditemukan UPK yang belum mencapai surplus yaitu UPK Seluma
Utara dengan deficit sebesar Rp.0,026M dan UPK Semindang Alas Maras sebesar
Rp.0,006M.
6. Kinerja Kelompok
Jumlah
kelompok Awal, yaitu kelompok berdasarkan SPC adalah sebanyak 421 kelompok.
Kelompok ini telah berkembang menjadi 423 kelompok. Berdasarkan penilaian kelas
kelompok, terdapat 62 kelompok pemula, 363 kelompok berkembang dan 3 kelompok
matang. Berdasarkan fungsinya terdapat 419 kelompok yang masih besifat sebagai
channeling dan 6 kelompok yang sudah menjadi eksekuting dalam penyaluran pinjaman
SPP. Kelomok eksekuting tedapat di Kecamatan Ari Priukan sebanyak 3 kelompok,
Kecamatan Sukaraja 1 kelompok dan Kecamatan Ulu Talo sebanyak 2 kelompok.
Permasalahan
tunggakan terjadi pada 114 kelompok, yang terdiri dari 72 kelompok dengan
kolektibilitas 2 \96 4 dan 42 kelompok dengan kolektibilitas 5. Penyebab
terjadinya tunggakan ini antara lain lemahnyakelembagaan sebanyak 9 kelompok ,
penyebab microfinance 84 kelompok, dan penyelewengan dana pada 21 kelompok.
E. Strategi Pembinaan
PNPM
Mandiri Perdesaan di Kabupaten Seluma sebanyak 14 Kecamatan. Berdasarkan
kinerja yang telah diuraikan di atas maka diperlukan strategi untuk memudahkan
dan mepercepat peningkatan kinerja. Hal ini perlu dilakukan mengingat masa
pendampingan yang pendek dan jarak antar kecamatan yang cukup jauh. Strategi
yang dilakukan pada tahap awal adalah sebagai berikut.
Strategi |
Output |
1. Memilih UPK sebagai Percontohan |
Terpilihnya 2 UPK sebagai Percontohan |
2. Melakukan penguatan kepada UPK dan
BKAD dalam pengelolaan KDB termasuk pembinaan kelompok sebagai core activity,
serta instrument lainnya yang mendukung pengelolaan KDB. |
Terlaksananya pertemuan kelompok
dengan UPK setiap bulan SOP Perguliran dan SOP UPK
direview menyesuaikan dengan skema pembinaan KDB |
3. Melakukan penguatan pengurus UPK
dalam administrasi keuangan. |
Pembukuan UPK wajar, dan mulai
tumbuh pemahaman double entry book keeping. |
4. UPK Percontohan Perguliran menjadi
tempat belajar UPK terdekat |
Adanya duplikasi pengelolaan KDB
ke UPK lainyya. |
Pemilihan
UPK sebagai percontohan dengan mempertimbangkan aspek sebagai berikut:
1. Asset perguliran yang
cukup besar
2. Kelembagan pengelola
perguliran berjalan cukup baik dan memiliki peluang untuk ditingkatkan.
3. Pengurus UPK dan BKAD
memiliki sikap mau mengadopsi informasi pembinaan yang diberikan.
4. Tidak dalam katagori
kegiatan SPP yang bermasalah.
Dari
hasil kajian sederhana melalui desk review dan diskusi terarah maka dapat
dipilih 2 UPK untuk dijadikan percontohan yaitu : Kecamatan Air Priukan
dan\A0 Kecamatan Ulu Talo, dengan karakteristik
sebagai berikut:
No |
Aspek |
Air Periukan |
Ulu Talo |
1. |
Asset Kegiatan Dana Bergulir |
2,39 M |
2,36 M |
2. |
Kualitas Piutang (Aktiva
Produktif) |
87,04 % |
59.38 % |
3. |
Pengendapan dana (Idle Fund) |
15,61% |
66,67% |
4. |
Jumlah Kelompok yang dilayani |
65 klp |
45 klp |
5. |
Jumlah kelompok berkemganb |
58 klp |
43 klp |
5. |
Memiliki PL Perguliran |
Belum |
Sudah |
6. |
Lokasi Kecamatan |
Di lewati jalan lintas dan dekat
dengan kota Bengkulu |
Tidak dilewati jalan lintas dan
jauh dari kota Bengkulu. |
9. |
Jumlah kelompok bermasalah |
9 klp (13.85%) |
16 klp (35.56%) |
Strategi
awal tesebut di atas, diimplementasikan lebih terfokus pada 2 kecamatan yang
dijadikan percontohan. Untuk pembinaan di kecamatan lainnya tetap dijalankan.
Jika outputnya mulai tampak pada kecamatan percontohan, seperti pembinaan
kelompok sudah mulai berjalan, maka kecamatan ini dapat dijadikan tempat
belajar bagi kecamatan lain. Karena proses belajar bersama dengan melihat dan
mengerjakan langsung akan lebih cepat terserap. Proses belajar ini dapat secara
formal melalui kegiatan studi banding atau studi lapang di kecamatan
percontohan.
Selanjutnya
strategi pembinaan KDB secara keseluruhan akan mengacu pada hasil analisa SWOT.\A0 Masukan Analisa SWOT berasal dari 20
responden yang terdiri dari FK, PJOK, BKAD TV dan Pengurus Kelompok SPP. Dengan
hasil sebagai berikut:
Kekuatan\A0 (S):
1. Adanya isyu program
PNPM akan berakhir.
2. Adanya program/usaha
sejenis (simpan pinjam) yang syaratnya lebih mudah
3. Adanya ketergantungan
dengan dana SPP.
Kelemahan
(W)
1. Adanya persaingan
dengan bank
2. Peluang kerjasama
pengembangan jaringan
3. Kemajuan teknologi
mempermudah pengelolaan keuangan
4. Masih banyak
masyarakat yang terjerat renternir (ijon)
Peluang (O)
1. Simpanan Anggota belum/
tidak berkembang
2. Fasilitasi
pengembangan usaha anggota masih lemah
3. Pemberlakuan reward
dan punishment (sanksi lokal)
4. Ada pendampingan rutin
dan berkelanjutan pada kelompok SPP
Ancaman
(T)
1. Pengendapan dana cukup
lama dengan jumlah yang besar.
2. UPK belum memiliki
legal lender
3. Pemberdayaan RTM belum
dijalankan
Kombinasi
sekor dari faktor-faktor eksternal dan internal di atas maka diperoleh matrik
prioritas kebijakan/strategi sebagai beriku:
|
Peluang (O) |
Ancaman (T) |
Kekuatan (S) |
57,00 |
50,67 |
Kelemahan (W) |
53,83 |
47,50 |
Prioritas
strategi berdasarkan skenario ini ditetapkan dengan menjalankan kombinasi
kebijakan dengan indeks nilai paling kecil berurutan ke yang paling besar.
Dengan kata lain, para pelaku pengelolaan KDB PNPM MPd akan berusaha untuk
mengatasi seluruh faktor yang paling lemah yang dimiliki untuk kemudian beralih
pada kombinasi strategi yang telah memiliki indeks baik/tinggi. Dari tabel di
atas strategi
yang
dilakukan adalah mulai bergerak dari WT =>\A0
ST => WO => SO.
Strategi
I \A0WT (Kombinasi kelemahan\A0 dan Ancaman )
|
Ancaman
(T) 1. Pengendapan dana cukup lama dengan
jumlah yang besar. 2. UPK belum memiliki legal lender 3. Pemberdayaan RTM belum dijalankan |
Kelemahan
(S) 1. Adanya persaingan dengan bank 2. Peluang kerjasama pengembangan
jaringan 3. Kemajuan teknologi mempermudah
pengelolaan keuangan 4. Masih banyak masyarakat yang
terjerat renternir (ijon) |
Strategi: 1. Menumbuhkan dan mengembangkan
kelompok melalalui pertemuan rutin kelompok. 2. Memperkuat kelembagaan UPK dan
kelompok sehingga dapat \93dipercaya\94 oleh bank. 3. Memperkuat kelembagaan BKAD dengan
legalitas formal, sebagai pelindung UPK sehingga dapat membangun kemitraan
dengan pihak Bank. 4. Menumbuhkan kelompok usaha bersama
yang difasilitasi oleh UPK baik permodalan maupun pemasaran. |
Strategi
II ST (Kombinasi Kekuatan dan Ancaman)
|
Ancaman
(T) 1. Pengendapan dana cukup lama dengan
jumlah yang besar. 2. UPK belum memiliki legal lender 3. Pemberdayaan RTM belum dijalankan |
Kekuatan
(S) 1. Adanya isyu program PNPM akan
berakhir. 2. Adanya program/usaha sejenis
(simpan pinjam) yang syaratnya lebih mudah 3. Adanya ketergantungan dengan dana
SPP. |
Strategi: 1. Penegasan dan penyadaran
satu-satunya asset produktif milik UPK adalah dana SPP. Sehingga harus
dikelola dengan baik agar dapat berkesinambungan. 2. Penanamkan Pola Pikir pepada
pengurus UPK sebagai manajer Lembaga Keuangan ang profesional. 3. Penanamkan pola pikir kepada BKAD,
sebagai komisaris. 4. UPK dapat memberikan layanan yang
baik kepda kelompok. 5. UPK bersama BKAD melakukan
pembinaan dan pengembangan usaha kelompok. 6. Mendorong BKAD untuk dapat
mengakses sumber permodalan untuk kelompok usaha\A0 dari pihak lain, seperti Dinas Sektor
terkait dan CSR perusahaan yang ada di sekitar kecamatan. |
Strategi
III\A0 WO (Kelemahan dan Peluang)
|
Peluang
(O) 1. Simpanan Anggota belum/ tidak
berkembang 2. Fasilitasi pengembangan usaha
anggota masih lemah 3. Pemberlakuan reward dan punishment
(sanksi lokal) 4. Ada pendampingan rutin dan
berkelanjutan pada kelompok SPP |
KeLemahan
(W) 1. Adanya isyu program PNPM akan berakhir. 2. Adanya program/usaha sejenis
(simpan pinjam) yang syaratnya lebih mudah 3. Adanya ketergantungan dengan dana
SPP. |
Strategi: 1. Penguatan kelompok terhadap
permodalan, bahwa permodalan dapat dihimpun secara mandiri, dari simpanan /
iuran, surplus ditahan, tabungan dan lain-lain. 2. Penumbuhan kelompok usaha dan
pengembangannya melalui pemasaran yang berkharakter (spesifik). 3. Sanksi lokal tetap dipertahankan,
tetapi lebih dikembangkan pada sisi sebab sebagai mitigasi resiko sehingga
jangan sampai sanksi lokal terjadi yang akan mengganggu kinerja KDB. |
Strategi
IV\A0 SO (Kekuatan dan Peluang)
|
Peluang
(O) 1. Simpanan Anggota belum/ tidak
berkembang 2. Fasilitasi pengembangan usaha
anggota masih lemah 3. Pemberlakuan reward dan punishment
(sanksi lokal) 4. Ada pendampingan rutin dan
berkelanjutan pada kelompok SPP |
|
Strategi: 1. Menumbuhkan ikatan pemersatu yang
dapat dibuktikan secara financial, dapat berupa penyertaan saham atau setoran
pokok. 2. Pertemuan rutin sebagai media
penguatan kapasitas anggota dalam pengembangan kelompok. 3. Peningkatan kelas kelompok,
sehingga dapat menjadi kelompok eksekuting. 4. Program pengembangan kelompok yang
terpadu/bersinergi dengan lembaga dan program lain, seperti Balai Pertanian
Kecamatan, program SP3, Dinas perindustian dan dinas Koperasi dan UKM, |
Strategi
tersebut di atas, diselaraskan dengan Rencana Kerja yang dibebankan pada saat
pelatihan bulan Oktober di Jakarta. Sehingga dapat bersinergi dengan strategi
lapangan. Dengan demikian strategi tersebut dijabarkan kembali pada tataran
operasional dalam bentuk program. Program ini dikelompokkan menjadi 3 bagian
yaitu:
1. Penguatan Pengelolaan
Dana Bergulir \A0(Revolving Fund Management Building)
2. Penguatan Kelembagaan
(Institution Building)
3. Penguatan Kapasitas (Capacity Building)
Selengkapnya
program atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 bulan ke depan
adalah sebagai berikut:
No |
Kegiatan |
Output |
A. |
Penguatan Pengelolaan
Dana Bergulir |
|
1 |
Perencanaan Keuangan |
Terusunnya RAPB |
2 |
Administrasi dan Lap.
Keuangan |
Rencana Tutup Buku |
3 |
Monitoring Sistem DB |
Jadwal Kegiatan
Pertemuan Rutin |
4 |
Supervisi Pengelolaan
DB |
Kegiatan pertemuan
rutin |
5 |
Pembuatan Profil
Resiko KDB |
Profil Resiko KDB |
6 |
Penyelarasan SOP
Perguliran |
SOP Perguliran |
7 |
Fasilitasi Kelompok |
Profil Kelompok
Unggulan |
8 |
Fasilitasi Permodalan
Kelompok |
Mulai terhimpun Iuran
Pokok, Tabungan |
9 |
Fasilitasi Penumbuhan
Kelompok Eksekuting |
Kelompok Eksekuting |
10 |
Fasilitasi Kelompok
Usaha |
Terbentuk Kel. Usaha |
B. |
Penguatan Kelembagaan |
|
1 |
Penyelarasan AD / ART
BKAD |
AD / ART BKAD |
2 |
Penyelarasan\A0 SOP TV |
SOP TV |
3 |
Penyelarasan SOP UPK |
SOP UPK |
4 |
Penyelarasan SOP TP |
SOP TP |
5 |
Pembentukan Sub Unit
PDB |
Pengurus Unit PDB |
6 |
Fasilitasi Legal
Formal BKAD |
Lap. Hasil Fasilitasi |
7 |
Jejaring / Networking |
Lap. Fasilitasi
Kerjasama |
C. |
Capasity Building |
|
1 |
Pelatihan Double
Entries |
Laporan hasil
Pelaksanaan |
2 |
Penguatan kapasitas FK |
Laporan Kegaitan Hasil
CB pada FK |
3 |
Pelatihan Teknis
Penyelarasan SOP |
lap hasil Pelatihan |
3 |
Pelatihan PL KDB |
Lap Pelatihan PL |
4 |
Pelatihan Kelompok SPP |
Lap Pelatihan |
5 |
Pelatihan Tim
Pendanaan |
Lap. Pelatihan |
6 |
Pelatihan Tim
Verifikasi |
Lap. Pelatihan |
7 |
Pelatihan BP UPK |
Lap. Pelatihan |
8 |
Pelatihan Sub Unit PDB |
Lap. Pelatihan |
9 |
Pelatihan pengeloaan
Keuangan BKAD |
Lap Pelatihan |
F. Penutup
Diharapkan strategi ini
menjadi acuan pelaksanaan pembinaan Kegiatan Dana Bergulir PNPM Mandiri
Perdesaan di Kabupaten Seluma. Sehingga dapat meningkat kinerja perguliran dana
yang sehat serta penubuhan dan pengembangan kelompok SPP yang sehat pula.
Tais, November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar