Selasa, 02 Desember 2014

Strategi Pembinaan Kegiatan Dana Bergulir PNPM MPd Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu

Strategi Pembinaan Kegiatan Dana Bergulir

PNPM MPd Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu

 

Oleh : Anton Sutrisno, SP. MSi.

(Faskab PPU Kabupaten Seluma)

 

 

A.   Gambaran Umum

Kabupaten Seluma memiliki luas wilayah 4.128,44 km2 dengan luas daratan 2.400,44 km2, laut 1.728 km2 dan garis pantai 76,4 km2. Secara administratif Kabupaten Seluma berbatasan dengan; sebelah utara dengan Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah, sebelah selatan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan, sebelah Barat dengan Samudera Indonesia dan sebelah timur berbatasan dengan Kepahiang dan Provinsi Sumatera Selatan.

Dari sisi pemerintahan, wilayah Seluma dibagi dalam 14 kecamatan; yaitu: Seluma Kota, Ulu Talo, Ilir Talo, Air Periukan, Lubuk Sandi, Talo Kecil, Semidang Alas, Semindang Alas Maras, Talo, Seluma Timur, Seluma Utara, Seluma Selatan, Seluma Barat, dan kecamatan Sukaraja. Dengan 14 kecamatan Kabupaten Seluma terdiri pula dari 203 desa dengan jumlah penduduk di Tahun 2012 berjumlah 178.869 jiwa terdiri dari laki-laki 91.486 jiwa dan perempuan 86.483 jiwa (selumakab.bps.go.id ).

Khusus untuk program Pemberdayaan Masyarakat, Kabupaten Seluma sejak tahun 2007 telah diluncurkan pemerintah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd). Pada tahun 2014 semua kecamatan mendapatkan luncuran dana PNPM MPd sebesar Rp.25.850.000.000,- bersumberkan dari dana APBN sebesar Rp.23.500.000.000,- (90%) dan APBD sebesar Rp.2.350.000.000,- (10%) yang dimanfaatkan masyarakat untuk pembangunan infrastruktur dasar perdesaan, sarana pendidikan, kesehatan, peningkatan kapasitas masyarakat dan peningkatan mikro ekonomi masyarakat perdesaan dalam bentuk kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

B.   Tujuan

Tujuan penulisan Laporan Awal adalah sebagai berikut:

1.    Menjadi titik awal dalam melaksanaan pembinaan Kegiatan Dana Bergulir PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Seluma.

2.    Melakukan Analisa untuk menyusun strategi pembinaan dengan mempertimbangkan jangka waktu yang pendek berdasarkan pada potensi sebagai kekuatan, peluang pengembangan, kelemahan yang diperlukan untuk penguatan kapasitas dan tantangan kedepan yang harus dihadapi.

 

C.   Metode

1.   Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah: Desk Review terhadap data laporan kegiatan KDB pada bulan Oktober 2014.

2.   Metode Pengambilan data

1.    Diskusi terarah dengan tim Faskab dan FK.

2.    Pengambalian data dengan kuesioner pada responden pelaku KDB di tingkat Kecamatan.

3.   Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah Analisa SWOT.\A0 Strategi yang diambil berdasarkan pada jumlah skor yang diperoleh pada kombinasi antara kondisi saat ini dan urgensi penanganan. Skor tertinggi menjadi prioritas strategi.

 

D.   Hasil Review

1.   Asset Dana Bergulir

Asset Dana Bergulir untuk kegiatan Simpan Pinjam Perempuan sampai dengan Oktober 2014 mencapai Rp. 14,65Milyar. Asset terbesar dikelola oleh UPK Kecamatan Air Periukan dan Ulu Talo, masing-masing adalah Rp.2,39Milyar dan Rp.2,36Milyar. Pengelola asset terendah pada UPK Kecamatan Rp.0,3Milyar. Hal ini juga terkait dengan besaran dana BLM yang masuk di Kecamatan Tersebut.

 

2.   Kolektibilitas Pinjaman

Sampai dengan akhir Oktober 2014 outstanding credit kegiatan SPP sebesar Rp.8,49 Milyar. Jumlah pinjaman yang masuk katagori lancar sebesar Rp.6,246 Milyar secara kuantitatif pinjaman ini sudah tidak sehat karena nilainya hanya mencapai 73,5%. Idealnya pada angka 90%. Hal ini disebabkan oleh adanya tunggakan kolek 2 \96 5 yang cukup\A0 besar, dengan rincian sebagai berikut: kolek 2\A0 sebesar Rp.0,6Milyar (7,39%), Kolek 3 sebesar Rp.0,22Milyar (2,65%) Kolek 4 sebesar Rp.0,234M (2,75%) dan Kolek 5 Rp.1,165M (13,7%).

Untuk mengukur kualitas outstanding kredit tidak menggunakan tingkat pengembalian yang ada pada LPP (Laporan Perkembangan Pinjaman), karena angkanya tidak menggambarkan kinerja yang sesungguhnya. Angka tersebut untuk kepentingan program, bukan untuk kepentingan manajemen pengelola kegiatan dana bergulir. Oleh karena itu diambail inisiatif\A0 ukuran kualitas saldo pinjaman pada tingkat pengembalian aktual, yang diukur dari jumlah kolek 1 terhadap saldo pinjaman.

Tingkat pengembalian aktual per kecamatan yang masuk dalam katagori sehat ditemukan pada 2 kecamatan yaitu Semindang Alas sebesar 99,71% dan Seluma Timur sebesar 94,18%. Sedangkan untuk tingkat pengembalian yang termasuk dalam katagori tidak sehat terdapat di Kecamatan Talo Kecil sebesar 41,69%, Ilir Talo sebesar 39,57% dan Kecamatan Lubuk Sandi sebesar 18,52%. Secara terperinci tingkat pengembalian actual per kecamatan dapat dilihat pada lampiran.

 

3.   Pengendapan Dana

Pengendapan dana\A0 pada bulan Oktober sebesar Rp.6,154M (42,00%), pengendapan terbesar terdapat pada Kecamatan Ulu Talo, sebesar Rp.1,572M. Hal ini disebabkan adanya persoalan tunggakan SPP yang masih dalam proses penyelesaian sehingga dana SPP yang ada di rekening belum dapat disalurkan.

 

4.   Efisiensi penggunaan Operasional

Pendapatan UPK dari kegiatan KDB di Kabupaten Seluma mencapai Rp.2,022M dengan beban biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp.0,753M. ratio biaya dibanding dengan pendapatan mencapai 37,23% jumlah ini belum dapat mencapai target yang diharapkan. Terdapat 2 UPK yang belum mencapai surplus (mengalami kerugian) yaitu UPK Seluma Utara dan Semindang Alas Maras. Hal ini terkait adanya persoalan pada kegiatan SPP, sehingga terkena sanksi, belum dapat direalisasikan sampai dengan penyelesaian persoalan tersebut.

5.   Capaian Surplus

Pada bulan oktober 2014 jumlah Surplus mencapai Rp.1.269. Surplus tertinggi terdapat di UPK Kecamatan Air Priukan yaitu sebesar Rp.0,351 sedangkan terendah diperoleh Rp.0,026M. Ditemukan UPK yang belum mencapai surplus yaitu UPK Seluma Utara dengan deficit sebesar Rp.0,026M dan UPK Semindang Alas Maras sebesar Rp.0,006M.

 

6.   Kinerja Kelompok

Jumlah kelompok Awal, yaitu kelompok berdasarkan SPC adalah sebanyak 421 kelompok. Kelompok ini telah berkembang menjadi 423 kelompok. Berdasarkan penilaian kelas kelompok, terdapat 62 kelompok pemula, 363 kelompok berkembang dan 3 kelompok matang. Berdasarkan fungsinya terdapat 419 kelompok yang masih besifat sebagai channeling dan 6 kelompok yang sudah menjadi eksekuting dalam penyaluran pinjaman SPP. Kelomok eksekuting tedapat di Kecamatan Ari Priukan sebanyak 3 kelompok, Kecamatan Sukaraja 1 kelompok dan Kecamatan Ulu Talo sebanyak 2 kelompok.

Permasalahan tunggakan terjadi pada 114 kelompok, yang terdiri dari 72 kelompok dengan kolektibilitas 2 \96 4 dan 42 kelompok dengan kolektibilitas 5. Penyebab terjadinya tunggakan ini antara lain lemahnyakelembagaan sebanyak 9 kelompok , penyebab microfinance 84 kelompok, dan penyelewengan dana pada 21 kelompok.

 

E.    Strategi Pembinaan

PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Seluma sebanyak 14 Kecamatan. Berdasarkan kinerja yang telah diuraikan di atas maka diperlukan strategi untuk memudahkan dan mepercepat peningkatan kinerja. Hal ini perlu dilakukan mengingat masa pendampingan yang pendek dan jarak antar kecamatan yang cukup jauh. Strategi yang dilakukan pada tahap awal adalah sebagai berikut.

 

 

Strategi

Output

1.     Memilih UPK sebagai Percontohan

 

Terpilihnya 2 UPK sebagai Percontohan

2.     Melakukan penguatan kepada UPK dan BKAD dalam pengelolaan KDB termasuk pembinaan kelompok sebagai core activity, serta instrument lainnya yang mendukung pengelolaan KDB.

Terlaksananya pertemuan kelompok dengan UPK setiap bulan

SOP Perguliran dan SOP UPK direview menyesuaikan dengan skema pembinaan KDB

3.     Melakukan penguatan pengurus UPK dalam administrasi keuangan.

Pembukuan UPK wajar, dan mulai tumbuh pemahaman double entry book keeping.

4.     UPK Percontohan Perguliran menjadi tempat belajar UPK terdekat

Adanya duplikasi pengelolaan KDB ke UPK lainyya.

 

Pemilihan UPK sebagai percontohan dengan mempertimbangkan aspek sebagai berikut:

1.    Asset perguliran yang cukup besar

2.    Kelembagan pengelola perguliran berjalan cukup baik dan memiliki peluang untuk ditingkatkan.

3.    Pengurus UPK dan BKAD memiliki sikap mau mengadopsi informasi pembinaan yang diberikan.

4.    Tidak dalam katagori kegiatan SPP yang bermasalah.

 

Dari hasil kajian sederhana melalui desk review dan diskusi terarah maka dapat dipilih 2 UPK untuk dijadikan percontohan yaitu : Kecamatan Air Priukan dan\A0 Kecamatan Ulu Talo, dengan karakteristik sebagai berikut:

No

Aspek

Air Periukan

Ulu Talo

1.

Asset Kegiatan Dana Bergulir

2,39 M

2,36 M

2.

Kualitas Piutang (Aktiva Produktif)

87,04 %

59.38 %

3.

Pengendapan dana (Idle Fund)

15,61%

66,67%

4.

Jumlah Kelompok yang dilayani

65 klp

45 klp

5.

Jumlah kelompok berkemganb

58 klp

43 klp

5.

Memiliki PL Perguliran

Belum

Sudah

6.

Lokasi Kecamatan

Di lewati jalan lintas dan dekat dengan kota Bengkulu

Tidak dilewati jalan lintas dan jauh dari kota Bengkulu.

9.

Jumlah kelompok bermasalah

9 klp (13.85%)

16 klp (35.56%)

 

Strategi awal tesebut di atas, diimplementasikan lebih terfokus pada 2 kecamatan yang dijadikan percontohan. Untuk pembinaan di kecamatan lainnya tetap dijalankan. Jika outputnya mulai tampak pada kecamatan percontohan, seperti pembinaan kelompok sudah mulai berjalan, maka kecamatan ini dapat dijadikan tempat belajar bagi kecamatan lain. Karena proses belajar bersama dengan melihat dan mengerjakan langsung akan lebih cepat terserap. Proses belajar ini dapat secara formal melalui kegiatan studi banding atau studi lapang di kecamatan percontohan.

Selanjutnya strategi pembinaan KDB secara keseluruhan akan mengacu pada hasil analisa SWOT.\A0 Masukan Analisa SWOT berasal dari 20 responden yang terdiri dari FK, PJOK, BKAD TV dan Pengurus Kelompok SPP. Dengan hasil sebagai berikut:

 

Kekuatan\A0 (S):

1.   Adanya isyu program PNPM akan berakhir.

2.   Adanya program/usaha sejenis (simpan pinjam) yang syaratnya lebih mudah

3.   Adanya ketergantungan dengan dana SPP.

 

Kelemahan (W)

1.    Adanya persaingan dengan bank

2.    Peluang kerjasama pengembangan jaringan

3.    Kemajuan teknologi mempermudah pengelolaan keuangan

4.    Masih banyak masyarakat yang terjerat renternir (ijon)

 

Peluang (O)

1.    Simpanan Anggota belum/ tidak berkembang

2.    Fasilitasi pengembangan usaha anggota masih lemah

3.    Pemberlakuan reward dan punishment (sanksi lokal)

4.    Ada pendampingan rutin dan berkelanjutan pada kelompok SPP

 

Ancaman (T)

1.    Pengendapan dana cukup lama dengan jumlah yang besar.

2.    UPK belum memiliki legal lender

3.    Pemberdayaan RTM belum dijalankan

 

Kombinasi sekor dari faktor-faktor eksternal dan internal di atas maka diperoleh matrik prioritas kebijakan/strategi sebagai beriku:

 

Peluang (O)

Ancaman (T)

Kekuatan (S)

57,00

50,67

Kelemahan (W)

53,83

47,50

 

Prioritas strategi berdasarkan skenario ini ditetapkan dengan menjalankan kombinasi kebijakan dengan indeks nilai paling kecil berurutan ke yang paling besar. Dengan kata lain, para pelaku pengelolaan KDB PNPM MPd akan berusaha untuk mengatasi seluruh faktor yang paling lemah yang dimiliki untuk kemudian beralih pada kombinasi strategi yang telah memiliki indeks baik/tinggi. Dari tabel di atas strategi

yang dilakukan adalah mulai bergerak dari WT =>\A0 ST => WO => SO.

 

Strategi I \A0WT (Kombinasi kelemahan\A0 dan Ancaman )

 

 

Ancaman (T)

1.     Pengendapan dana cukup lama dengan jumlah yang besar.

2.     UPK belum memiliki legal lender

3.     Pemberdayaan RTM belum dijalankan

Kelemahan (S)

1.     Adanya persaingan dengan bank

2.     Peluang kerjasama pengembangan jaringan

3.     Kemajuan teknologi mempermudah pengelolaan keuangan

4.     Masih banyak masyarakat yang terjerat renternir (ijon)

 

Strategi:

1.     Menumbuhkan dan mengembangkan kelompok melalalui pertemuan rutin kelompok.

2.     Memperkuat kelembagaan UPK dan kelompok sehingga dapat \93dipercaya\94 oleh bank.

3.     Memperkuat kelembagaan BKAD dengan legalitas formal, sebagai pelindung UPK sehingga dapat membangun kemitraan dengan pihak Bank.

4.     Menumbuhkan kelompok usaha bersama yang difasilitasi oleh UPK baik permodalan maupun pemasaran.

 

Strategi II ST (Kombinasi Kekuatan dan Ancaman)

 

Ancaman (T)

1.     Pengendapan dana cukup lama dengan jumlah yang besar.

2.     UPK belum memiliki legal lender

3.     Pemberdayaan RTM belum dijalankan

Kekuatan (S)

1.     Adanya isyu program PNPM akan berakhir.

2.     Adanya program/usaha sejenis (simpan pinjam) yang syaratnya lebih mudah

3.     Adanya ketergantungan dengan dana SPP.

 

Strategi:

1.     Penegasan dan penyadaran satu-satunya asset produktif milik UPK adalah dana SPP. Sehingga harus dikelola dengan baik agar dapat berkesinambungan.

2.     Penanamkan Pola Pikir pepada pengurus UPK sebagai manajer Lembaga Keuangan ang profesional.

3.     Penanamkan pola pikir kepada BKAD, sebagai komisaris.

4.     UPK dapat memberikan layanan yang baik kepda kelompok.

5.     UPK bersama BKAD melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kelompok.

6.     Mendorong BKAD untuk dapat mengakses sumber permodalan untuk kelompok usaha\A0 dari pihak lain, seperti Dinas Sektor terkait dan CSR perusahaan yang ada di sekitar kecamatan.

 

 

Strategi III\A0 WO (Kelemahan dan Peluang)

 

Peluang (O)

1.     Simpanan Anggota belum/ tidak berkembang

2.     Fasilitasi pengembangan usaha anggota masih lemah

3.     Pemberlakuan reward dan punishment (sanksi lokal)

4.     Ada pendampingan rutin dan berkelanjutan pada kelompok SPP

KeLemahan (W)

1.     Adanya isyu program PNPM akan berakhir.

2.     Adanya program/usaha sejenis (simpan pinjam) yang syaratnya lebih mudah

3.     Adanya ketergantungan dengan dana SPP.

 

Strategi:

1.     Penguatan kelompok terhadap permodalan, bahwa permodalan dapat dihimpun secara mandiri, dari simpanan / iuran, surplus ditahan, tabungan dan lain-lain.

2.     Penumbuhan kelompok usaha dan pengembangannya melalui pemasaran yang berkharakter (spesifik).

3.     Sanksi lokal tetap dipertahankan, tetapi lebih dikembangkan pada sisi sebab sebagai mitigasi resiko sehingga jangan sampai sanksi lokal terjadi yang akan mengganggu kinerja KDB.

 

 

Strategi IV\A0 SO (Kekuatan dan Peluang)

 

 

Peluang (O)

1.     Simpanan Anggota belum/ tidak berkembang

2.     Fasilitasi pengembangan usaha anggota masih lemah

3.     Pemberlakuan reward dan punishment (sanksi lokal)

4.     Ada pendampingan rutin dan berkelanjutan pada kelompok SPP

 

 

Strategi:

1.     Menumbuhkan ikatan pemersatu yang dapat dibuktikan secara financial, dapat berupa penyertaan saham atau setoran pokok.

2.     Pertemuan rutin sebagai media penguatan kapasitas anggota dalam pengembangan kelompok.

3.     Peningkatan kelas kelompok, sehingga dapat menjadi kelompok eksekuting.

4.     Program pengembangan kelompok yang terpadu/bersinergi dengan lembaga dan program lain, seperti Balai Pertanian Kecamatan, program SP3, Dinas perindustian dan dinas Koperasi dan UKM,

 

 

Strategi tersebut di atas, diselaraskan dengan Rencana Kerja yang dibebankan pada saat pelatihan bulan Oktober di Jakarta. Sehingga dapat bersinergi dengan strategi lapangan. Dengan demikian strategi tersebut dijabarkan kembali pada tataran operasional dalam bentuk program. Program ini dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:

1.    Penguatan Pengelolaan Dana Bergulir \A0(Revolving Fund Management Building)

2.    Penguatan Kelembagaan (Institution Building)

3.    Penguatan Kapasitas (Capacity Building)

Selengkapnya program atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 bulan ke depan adalah sebagai berikut:

No

Kegiatan

Output

A.

Penguatan Pengelolaan Dana Bergulir

1

Perencanaan Keuangan

Terusunnya RAPB

2

Administrasi dan Lap. Keuangan

Rencana Tutup Buku

3

Monitoring Sistem DB

Jadwal Kegiatan Pertemuan Rutin

4

Supervisi Pengelolaan DB

Kegiatan pertemuan rutin

5

Pembuatan Profil Resiko KDB

Profil Resiko KDB

6

Penyelarasan SOP Perguliran

SOP Perguliran

7

Fasilitasi Kelompok

Profil Kelompok Unggulan

8

Fasilitasi Permodalan Kelompok

Mulai terhimpun Iuran Pokok, Tabungan

9

Fasilitasi Penumbuhan Kelompok Eksekuting

Kelompok Eksekuting

10

Fasilitasi Kelompok Usaha

Terbentuk Kel. Usaha

B.

Penguatan Kelembagaan

1

Penyelarasan AD / ART BKAD

AD / ART BKAD

2

Penyelarasan\A0 SOP TV

SOP TV

3

Penyelarasan SOP UPK

SOP UPK

4

Penyelarasan SOP TP

SOP TP

5

Pembentukan Sub Unit PDB

Pengurus Unit PDB

6

Fasilitasi Legal Formal BKAD

Lap. Hasil Fasilitasi

7

Jejaring / Networking

Lap. Fasilitasi Kerjasama

C.

Capasity Building

1

Pelatihan Double Entries

Laporan hasil Pelaksanaan

2

Penguatan kapasitas FK

Laporan Kegaitan Hasil CB pada FK

3

Pelatihan Teknis Penyelarasan SOP

lap hasil Pelatihan

3

Pelatihan PL KDB

Lap Pelatihan PL

4

Pelatihan Kelompok SPP

Lap Pelatihan

5

Pelatihan Tim Pendanaan

Lap. Pelatihan

6

Pelatihan Tim Verifikasi

Lap. Pelatihan

7

Pelatihan BP UPK

Lap. Pelatihan

8

Pelatihan Sub Unit PDB

Lap. Pelatihan

9

Pelatihan pengeloaan Keuangan BKAD

Lap Pelatihan

 

 

F.    Penutup

Diharapkan strategi ini menjadi acuan pelaksanaan pembinaan Kegiatan Dana Bergulir PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Seluma. Sehingga dapat meningkat kinerja perguliran dana yang sehat serta penubuhan dan pengembangan kelompok SPP yang sehat pula.

Tais, November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar